Living in this World with Cut & Paste Bahasa Indonesia Chapter 46

Chapter 46 Kekuatan Labirin bagian 1


Cut & Paste de Kono Sekai wo Ikiteiku

Penerjemah : Lui Novel
Editor :Lui Novel

「……Aku tidak kenal dengan plafon di atasku ini.」

Yah, pastilah aku tidak mengenali ruangan penginapan kelas atas yang bernama The Silver Bell, yang terletak di Kota Labirin.
Mana bisa aku tahu plafon ini.

Sedang tertidur di sampingku, ia memakai baju hadiah ulang tahunnya.
Tidak perlu kujelaskan lagi, ialah tunanganku, Aisha Lorelle. (Tl note : nama lengkapnya baru disebutin sekarang?)

Semalam, setelah melihat lekuk tubuhnya yang indah sehabis mandi, pada akhirnya aku bercinta dengannya.

(TL Note : Iya mereka abis “begituan” aka “indehoy”)
Pada awalnya, kupikir hal-hal yang seperti ini baru akan dilakukan setelah menikah, namun… Akal sehatku dikalahkan oleh daya tarik badannya sehabis mandi.

Lagipula aku juga seorang yang baru saja menginjak umur orang dewasa, dan sudah mulai tertarik pada lawan jenis, ditambah ini adalah pengalaman pertamaku.

……Aku tidak punya pilihan lain, ‘kan?
Dengan begitu, aku sudah “tertidur” bersama Aisha yang telanjang, namun sekarang aku kebingungan harus melihat ke arah mana.
Meskipun aku sudah mengetahui setiap bagian tubuhnya, aku tetap bingung…

Untuk saat ini, karena aku merasa sedikit lengket di beberapa bagian tubuhku, kurasa aku harus mandi sekali lagi.
Aku menjadi terlalu terobsesi pada daya tarik dari kegiatan “mandi”.

「~♪」

Sewaktu aku sedang bersantai dan berdendang di kamar mandi, aku mendengar suara Aisha dari sisi lain kamar mandi.

「Myne-kun, kamu sedang mandi?」

Setelah itu aku menjawab,  “Iya”…… Kemudian Aisha ikut masuk ke dalam kamar mandi!?
Terlebih lagi…. Tidak, memang sudah normal kalau sedang mandi…
Ia telanjang!

Meskipun ia sedikit gugup, Ia dengan perlahan berjalan ke arah bathtub.
Setelah itu ia membasahi dirinya dengan air hangat dan tersenyum simpul padaku.

「Aku ikut masuk ke kamar mandi karena akan mubadzir kalau aku tidak melakukannya. Bolehkah kubersihkan punggungmu?」

Yah, kita memang sudah mengetahui lekuk tubuh masing-masing kemarin dan bahkan melakukan “hal yang lebih hebat lagi”, jadi dia tidak akan merasa sungkan mandi bersamaku….. aku senang, namun…
……Bukannya kamu terlalu pemberani? Aisha-san?
◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇
Sebagai hasilnya, kita mesra-mesraan sampai pagi dan karena itu juga kita hampir terlambat menyantap sarapan penginapan.
Bahkan ketika menyantap makanan pun, kita tidak menahan diri. Sambil menghiraukan tatapan sinis dari sekeliling kita, aku dan Aisha tetap bermesraan.

Meskipun ada beberapa keraguan yang diatasi, jarak kita terhadap satu sama lain sudah mendekat.

「Bagaimana kalau kita berangkat ke dungeon setelah sarapan? Mari selesaikan tugas kita dan cepat-cepat pulang.
Akan berbahaya kalau Sylphy sudah pulang duluan」

Omong-omong, sarapannya sangat enak.
Bak mandinya nyaman, makanannya enak, penginapan kelas atas memang hebat.

Khususnya, bak mandi. Bak mandi itu sungguh hebat.
Apakah kita harus membangun bak mandi seperti itu di rumah?

Sewaktu aku menanyai hal itu pada Aisha, ia dengan senang menerimanya.
Ia bilang padaku bahwa karena Sylphy juga ingin bak mandi, kita harus membuatnya sesegera mungkin.

Un, Aku akan memintanya dari para pengrajin ketika kita sudah pulang.

Setelah menyantap sarapan lezat, kami langsung menuju ke tujuan awal kami, dungeon.

Ketika kita sampai di depan dungeon, kita menemui seorang knight di area resepsi.

「Selamat siang! Bisakah kami memasuki dungeon ini?」

Setelah aku meminta pada knight tersebut, ia mengeluarkan secarik kertas dan berkata「Tolong cantumkan nama kalian dan tempat tinggal kalian」.
Di kertas ini juga tertulis jam berapa seseorang keluar dari dungeon.

Bila terjadi sebuah kecelakaan di dalam dan seseorang tidak bisa keluar, sepertinya mereka bisa memeriksa apakah seseorang belum keluar dari dungeon dengan kertas ini.

Setelah Aisha dan aku mengisi kertas tersebut dan menyerahkannya, knight tersebut memberi kami pelat logam.
Pelat ini juga berpasangan dengan kertas yang kita tulisi tadi.

Bila seseorang menemukan pelat ini di dalam dungeon, itu berarti telah terjadi sesuatu terhadap si pemegang pelat ini.

Setelah menyelesaikan proses perijinan dan menanyai informasi tentang bagian dalam dungeon, kita mulai menjelajahi Labirin Kekuatan ini.

#Labirin Kekuatan, Lantai Pertama
「Oh, kupikir auranya akan terasa kelam karena dipanggil dungeon, tapi ternyata tidak, huh」

Itulah apa yang kupikirkan saat aku pertama kali menginjakkan kakiku ke dalam labirin ini.
“Apakah kita akan memerlukan sesuatu seperti obor?” pikirku, dan kurasa aneh kalau Aisha tidak mempersiapkannya.

Dinding di dalam sini sedikit bercahaya lembut bak cahaya kunang-kunang.
Karena itulah, labirin di dalam sini cukup terang.

「Dungeon Kekuatan memang seperti ini, namun dungeon lain mungkin perlu pencahayaan.」

Jadi begitu, bagian dalam dan suasana setiap dungeon memang berbeda-beda. Dungeon…. Benar-benar beragam, huh.

Sewaktu kita terus berpetualan dalam dungeon ini dan sambil mendengarkan pelajaran tentang labirin dari Aisha-sensei, kita menemukan beberapa monster yang berkerumun.

  • Name: Power・Slime
  • LV:6
  • Race: Slime Family
  • Gender: None
  • 【Skill】
  • Continuous: Power
  • 【Ability】
  • None
  • Name: Power・Heat Slime
  • LV:7
  • Race: Slime Family
  • Gender: None
  • 【Skill】
  • Continuous: Heat
  • 【Ability】
  • None

Slime-slime ini sepertinya beberapa tingkat lebih tinggi dibandingkan slime yang kukalahkan saat quest dari guild sebelum ini.
Mungkin karena labirin ini, huh.

lima slime dengan tipe yang sama berkeumpul, namun….
……Mereka memiliki skill yang tak dapat dicerna, huh.

Un, Aku paham, “Continuous”.
Lagipula, dengan namanya saja sudah jelas, tapi…. Apa-apaan “Power”?!

Aku juga tidak begitu paham apa yang dimaksud dengan “Heat” . Apakah maksudnya「Panas!」 , suhu seperti itu!?

Untuk saat ini, mari kita kalahkan mereka.

Aku merampas kekuatan mereka, namun aku tidak begitu paham.
Karena tertera bahwa skill itu akan aktif terus menerus, skill itu akan tetap aktif meskipun aku tidak melakukan apa-apa, namun…..

U~n, sudah kuduga, aku harus memakai appraisal kalau aku tidak paham akan sesuatu.
【Continuous: Power】: Menjadi sedikit lebih kuat.
Tunggu! Apa, apa-apaan skill ini?! Apakah kamu bisa menjawab pikiranku meskipun kamu hanyalah sebuah skill?!
Entah bagaimana…. Aku bisa memperkirakan akan jadi seperti apa penjelasan “Heat” nanti… Namun, iseng saja kita gunakan appraisal.
【Continuous: Heat】: Menjadi sedikit lebih panas.
Oou…… Sudah kuduga…….
Sudah kuduga, aku tidak perlu skill ini, huh…….

……Ah, tunggu!? Aku punya ide.

Aku meng-cut skill 【Continuous: Heat】…… Lalu mengambil salah satu kerikil yang tersebar di tanah dan mem-paste skill itu ke kerikil yang kuambil.

Saat itu, kerikil itu terasa sedikit panas.
Terasa seperti air panas.

Aku bereksperimen lagi.

Aku meng-cut skill 【Continuous: Heat】 dari  Power Heat Slime dan mem-pastenya ke kerikil yang sama.

「Hot!?」

Melihatku tiba-tiba berteriak, Aisha menoleh ke arahku dan bertanya “Ada apa?”.

「A-aku baik-baik saja, tak ada apa-apa」

Karena aku tidak ingin kulit Aisha melepuh, aku meng-cut 【Continuous: Heat】 dari kerikil tadi dan mem-pastenya ke kerikil yang berbeda.

「Ara, benar. Kerikil ini….. Sedikit panas, huh」

「……Ya, Aku sedikit tekejut」

Untuk saat ini, mungkin aku bisa menggunakan skill yang aktif terus menerus untuk sesuatu.
Tanpa basa-basi, aku mem-paste skill-skill itu ke dalam kerikil dan memasukkannya dalam tasku.

「Kalau begitu, saatnya membunuh slime-slime itu」

Sambil berkata seperti itu, aku mengambil beberapa kerikil biasa yang tersebar di tanah dan melempar dengan sekuat tenaga pada slime-slime itu.
Kerikil-kerikil itu melesat dengan gaya kinetik yang besar dan angin yang berderu lalu terhempas ke sebuah slime.

Meskipun slime memiliki badan yang lembut, mereka tidak dapat menyerap daya hantam yang terjadi dan mati dengan cepat.
Meskipun hanya kerikil, bila dilempar olehku yang sudah level 61, hasilnya tidak mengejutkan.

Tentang Aisha…. Ia mengamati slime yang terbunuh dengan ekspresi terkejut.

Yah, itu masuk akal, kurasa.
Meskipun tetap saja “batu” kerikil-kerikil itu tidak besar apalagi berat.

Suara angin yang berderu itu dan dapat membunuh mereka dengan sekali serang meskipun targetnya slime.

Sewaktu aku menengok ke arah Aisha dengan tatapan khawatir, aku terus melempar kerikil.
Aku bisa saja memakai 【Finger Bullet】, tapi aku berencana untuk memakai skill sejarang mungkin.

Sisa empat slime itu juga dikalahkan dalam sekali serang seperti yang pertama.
Setelah itu, tujuh 『Slime Oil』 muncul dari slime yang sudah kubunuh.

……Ini mungkin saja efek dari【Probability】, huh.

「Myne-kun, sudah kuduga kamu memang hebt. Panahku mungkin tidak diperlukan……」

「Uun, itu tidak benar! Lagipula, mereka hanya slime. Musuh yang lebih kuat akan muncul di lantai yang lebih dalam, kan?」

「……Sebenernya, itu benar, tapi……」

Sembari menenangkan Aisha, kami melanjutkan petualangan kami ke dalam dungeon.


0 Response to "Living in this World with Cut & Paste Bahasa Indonesia Chapter 46"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel